Permainan Kepemimpinan

Senin, 10 April 2017

Gedung Dewi Sartika

Lantai 8 Ruang 14

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Hari ini adalah pertemuan ke 5. Walau sempet kebingungan nyari ruangan, akhirnya setelah pukul 15.00 lebih sedikit pembelajaranpun dimulai di lantai 8 gedung Dewi Sartika. Pemebelajaran kali ini yang disampaikan oleh Pak Abdul Rahman adalah melalui sebuah game. Yang mana pertama tama kita dibagi menjadi 6 kelompok. Kemudian masing masing mahasiswa menunjuk salah satu dikelompok mereka untuk menjadi ketua kelompok. Setelah terpilih seorang ketua kelompok, seluruh ketua kelompok dikumpulkan di depan dan di beri pengarahan oleh Pak Abdul Rahman. Sebelumnya Pak Abdul Rahman juga sudah mengirimkan instrumen penilaian untuk permainan pada hari itu. Kemudian, setiap ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing masing dan memberikan arahan kepada anggota kelompoknya tentang apa saja yang sudah dibicarakan di depan bersama ketua kelompok yang lain.

Permainanpun dimulai, pertama tama Pak Abdul Rahman menjelaskan sebuah masalah mengenai Indonesia, masalah pertama tentang pencabutan subsidi BBM. Selanjutnya kita disuruh untuk memilih dua pilihan yaitu X= tidak setuju dan Y= setuju.dalam hitungan ke 3 setiap kelompok harus sudah mengangkat jawabannya. Setiap kelompokpun ada yang menjawab X dan Y. Setelah itu lihat penilaian yang ada. Masalah ke 2, ke 3, dan ke 4 pun sama. Ada kalanya pada masalah ke 3 ada salah satu kelompok yang mengajak untuk berdiskusi. Namun, tidak sedikit dari kelompok yang ada menghianati perjanjian dari diskusi tersebut. Semata-mata hanya ingin menang sendiri.

Diakhir permainan, Pak Abdul Rahman menjelaskan bahwa tidak ada satupun yang lolos menjadi seorang pemimpin. Karena dari semua kelompok yang ada, semuanya mendapat nilai minus. Tapi ada pesan tersendiri dari permainan tersebut yang mana kata Pak Abdul Rahman “jika seorang pemimpin itu dari awal sudah menyusun strategi, yaitu dengan memimpin seluruh kelompok untuk diajak diskusi” jadi misal diskusi pertama ada beberapa kelompok yang menghianati, diskusi berikutnya mereka tetap diajak untuk berdiskusi. Namun, jika untuk kedua kalinya mereka diajak untuk berdiskusi namun tetap menghianati hasil kesepakatan dari diskusi tersebut, maka jangan diajak diskusi lagi. Biarkan sendiri-sendiri. Karena jika orang tersebut sudah beberapa kali menghianati, tandanya orang tersebut sudah tidak dapat dipercaya lagi. Sama halnya seperti pejabat pejabat yang ada di Indonesia sekarang ini.